Langkah-langkah gontai
Terdengar dikejauhan
Bibir desah, keluh
Tenggorokan dahaga
Bertanya "tentang kata pasti"
Lambang ungkapan rasa
hati merindukan setitik cahaya!!!
Jumat, 19 Desember 2008
____
Bias-bias maya terungkap
Lewat tabir mimpi para insan
Riuk payu senandung rindu
Bertabur janji ungkapan hati
Para durjana pencari cinta
Mengharapkan
Semua tak kunjung datang
Kini membisu, diam tak ada gerak
Wajah tertunduk karena malu!!!
Lewat tabir mimpi para insan
Riuk payu senandung rindu
Bertabur janji ungkapan hati
Para durjana pencari cinta
Mengharapkan
Semua tak kunjung datang
Kini membisu, diam tak ada gerak
Wajah tertunduk karena malu!!!
DESAHAN NAFAS
By Andiha Zainuddin
Kamar bisu
Terdengar desahan nafas
Suara bibir desah keluh
Merindukan belaian
Dalam galutan malam
Merengek-rengek menyebut satu nama
Bertanya tentang kepastian
Langkah gontai kedepan
Dipembaringan pelukan guling
Kini sapaan jauh terbisik
Menyebut kata sandi
Sebagai pengobat dahaga
Melekat dalam kali rindu
Melewati menit-menit malam
Desahan nafas yang bermakna
Menjadikan janji pelipur
Penghangat jiwa yang tak terbatas
Walau sebatas janji
LOGIKA YANG TERBIAS
By : Andiha Zainuddin
Dikala logika di atas semu
Rasa menelusuri
Hati berkoar mementingkan rasa
Tak ada lagi rasa sembilu
Mengekang langkah
Peranan rasa menelusuri rasa
Logika terbias
Dalam langkah
Mencari titik abadi
Kini logika tinggal logika !!!!
SUARA
By : Andiha Zainuddin
Keluh kesah terbersik
Menelusuri jemari malam
Rasa terbuai keluhan
larut dalam kehanyutan
Suara..........!!!
Pantulanmu mengikat jiwa
Nada-nadamu menghibur jiwa
Setiap dag dig dug menggema
Membias rasa hampa menyelimuti
Menjadikan penghangat setiap kala
Suara......!!!
Bawalah raga dalam nyata
Jangan biarkan raga dalam teka-teki
Mencari keabadian suara
Dalam gambaran
Suara......!!!
Nampakkan wujudmu
Dalam rangkulan nyata
Tepis bayangan semu menghampiri raga
Suara.........!!!
Wujudmu, impianku!!!
Kamis, 13 November 2008
KEDIPAN PELITA
Hati berteriak tanpa suara
Hati menangis pilu tanpa kata
Hanya mampu menanamkan rasa
Yang menyesatkan dada
Kuberteriak pada alam
Kini puing-puing rasa menggejolak
Akan datangnya pelita
Bersinar menyinari jiwa
Sinar itu seolah akan tertelan waktu
Seakan tak menampakkan pungguknya
Kini hati makin resah
Kapan pungguk itu tampak
Menjelma menjadi kedipan pelita
Di dalam derasnya kehidupan
Hati menangis pilu tanpa kata
Hanya mampu menanamkan rasa
Yang menyesatkan dada
Kuberteriak pada alam
Kini puing-puing rasa menggejolak
Akan datangnya pelita
Bersinar menyinari jiwa
Sinar itu seolah akan tertelan waktu
Seakan tak menampakkan pungguknya
Kini hati makin resah
Kapan pungguk itu tampak
Menjelma menjadi kedipan pelita
Di dalam derasnya kehidupan
CINTA YANG TERBIAS
Oleh : Andri Madaka, Tanjung Pinang
Secepis cinta
Telah terputik dijiwa
Seribu kenangan mencetuskan rindu
Namun
Rasa itu tak pernah terucap
Bagai misteri tak berujung
Aku berjalan dengan rasa dihati
Aku terus menciptakan
Cerita kasih dibalik layar
Cinta terdiam membisu
Tanpa kata namun ada rasa.
Aku Cuma berharap pada waktu
Akan bercerita tentang cintaku
Yang telah lama kudengar
Alunan suara itu,
Seakan menghidupkanku kembali
Puing-puing yang telah pergi
Di alam yang berbeda
Aku terbuai dalam kesamaan
Menghayalkan keindahan ruang hatinya
Untuk meyakinkan kembali nada-nada
Yang pernah kuciptakan.
Secepis cinta
Telah terputik dijiwa
Seribu kenangan mencetuskan rindu
Namun
Rasa itu tak pernah terucap
Bagai misteri tak berujung
Aku berjalan dengan rasa dihati
Aku terus menciptakan
Cerita kasih dibalik layar
Cinta terdiam membisu
Tanpa kata namun ada rasa.
Aku Cuma berharap pada waktu
Akan bercerita tentang cintaku
Yang telah lama kudengar
Alunan suara itu,
Seakan menghidupkanku kembali
Puing-puing yang telah pergi
Di alam yang berbeda
Aku terbuai dalam kesamaan
Menghayalkan keindahan ruang hatinya
Untuk meyakinkan kembali nada-nada
Yang pernah kuciptakan.
ENGKANG
Engkau telah banyak berteriak
Engkau telah banyak momentum
Engkau telah banyak ultimatum
Kini................................
Hati menjerit
Hati kau tekan
Bangunlah engkang dari mimpi
Pandanglah sosok sana
Jeritan hati anak dan saudaramu
Mimpimu mulia
Tapi..................
kami menangis pilu
Engkang...............
Marilah merenung
Kami masih merangkap
Engkau telah banyak momentum
Engkau telah banyak ultimatum
Kini................................
Hati menjerit
Hati kau tekan
Bangunlah engkang dari mimpi
Pandanglah sosok sana
Jeritan hati anak dan saudaramu
Mimpimu mulia
Tapi..................
kami menangis pilu
Engkang...............
Marilah merenung
Kami masih merangkap
DILEMA
Dikala hati memiliki rasa
Ingin membawa alunan yang ada
Terbang bersama buih-buih rasa
Kini............
Serpihan selalu ada
Tak menghilangkan tenggernya
Membawa tetesan
Kembali mengalir
Hati bersandar dalam dilema
Serpihan atau rasa
Keinginan selalu terbuai
Mendapatkan rasa
yang kini ada
tapi................
serpihan pun tak mampu terbersik
walaupun hanya sekecap.
Ingin membawa alunan yang ada
Terbang bersama buih-buih rasa
Kini............
Serpihan selalu ada
Tak menghilangkan tenggernya
Membawa tetesan
Kembali mengalir
Hati bersandar dalam dilema
Serpihan atau rasa
Keinginan selalu terbuai
Mendapatkan rasa
yang kini ada
tapi................
serpihan pun tak mampu terbersik
walaupun hanya sekecap.
BUNDA
Dikeheningan malam
Kuterbangun meratapi nasib
Menanti jelmaan
Merindukan belaian
Bunda......................
Malam ini,
Aku ditemani lampu neon
Sebagai pelipur dan penerangku
Bunda, kini....................
Air mata berderai
Meratapi nasib tak kunjung tiba
Mengharapkan belaian dan ucapan
Selamat ulang tahun nak.............!!!
Bunda...............
Tahun ketahun umur terkikis
Derasnya sang waktu
Kerinduan masa lalu
Mengharapkan belaian kasihmu
Kini .......................
Serpihan angin menemani
Karena kejauhannmu.
Kuterbangun meratapi nasib
Menanti jelmaan
Merindukan belaian
Bunda......................
Malam ini,
Aku ditemani lampu neon
Sebagai pelipur dan penerangku
Bunda, kini....................
Air mata berderai
Meratapi nasib tak kunjung tiba
Mengharapkan belaian dan ucapan
Selamat ulang tahun nak.............!!!
Bunda...............
Tahun ketahun umur terkikis
Derasnya sang waktu
Kerinduan masa lalu
Mengharapkan belaian kasihmu
Kini .......................
Serpihan angin menemani
Karena kejauhannmu.
RESAH
Malam penu gulana
Mengingat bintang tak kunjung berkedip
Dipembaringan hanya mampu
Berharap dan menghayal
Bintang ikut merasakan
Keresahan
Dampu hadir
Sebagai pengobat resah
Agar kuterlelap Dalam pembaringan.
Mengingat bintang tak kunjung berkedip
Dipembaringan hanya mampu
Berharap dan menghayal
Bintang ikut merasakan
Keresahan
Dampu hadir
Sebagai pengobat resah
Agar kuterlelap Dalam pembaringan.
GANTUNG
hati lunglai
menanti sebuah harapan
tak kunjung datang
tapi.............hati tak berdaya
hati tak mampu berpaling
hanya mampu menunggu
harapan jadi nyata
sampai kapan nyata itu tiba
kini kau gantung nyata itu
membuat nyata itu makin lunglai
kini......................nyata itu makin menyiksa
nyata itu tak jelas.
menanti sebuah harapan
tak kunjung datang
tapi.............hati tak berdaya
hati tak mampu berpaling
hanya mampu menunggu
harapan jadi nyata
sampai kapan nyata itu tiba
kini kau gantung nyata itu
membuat nyata itu makin lunglai
kini......................nyata itu makin menyiksa
nyata itu tak jelas.
CAHAYA
kini sepercik cahaya
jatuh dari langit
menghampiri bumi
demi satu sisi hidup
yang telah terlebur
kini kusematkan rasa
dipermukaan bumi
namun lukisan tak tertoreh
tentang keindahan hati
rasa bagaikan gumpalan asap
yang terlukis diawan
namun terbawa angin
menuju keawan
kini kesejukan itu bersama setetes
air menyirami bumi yang terpaku.
jatuh dari langit
menghampiri bumi
demi satu sisi hidup
yang telah terlebur
kini kusematkan rasa
dipermukaan bumi
namun lukisan tak tertoreh
tentang keindahan hati
rasa bagaikan gumpalan asap
yang terlukis diawan
namun terbawa angin
menuju keawan
kini kesejukan itu bersama setetes
air menyirami bumi yang terpaku.
MAWAR
mawar layu
tak memancarkan lagi buih semerbak
dulu selalu menyinari rasa
keharumannya tak beraroma
menghiasi benih-benih rasa
impian menjadi putik
kini kelayuan menebar
kupu-kupu tak hinggap
menghisap madu dalam selimutan kelopak
tak memancarkan lagi buih semerbak
dulu selalu menyinari rasa
keharumannya tak beraroma
menghiasi benih-benih rasa
impian menjadi putik
kini kelayuan menebar
kupu-kupu tak hinggap
menghisap madu dalam selimutan kelopak
GERAH
Cinta itu indah
Cinta itu cantik
Cinta itu nyaman
Tapi.......Cinta itu munafik
Cinta itu palsu
Cinta itu buta
Cinta membawa kegerahan
Dalam buaian janji manis
Larut dalam kepahitan
Kini tinggal janji
Cinta itu cantik
Cinta itu nyaman
Tapi.......Cinta itu munafik
Cinta itu palsu
Cinta itu buta
Cinta membawa kegerahan
Dalam buaian janji manis
Larut dalam kepahitan
Kini tinggal janji
KOTAKU
Rumah mewah menjulang jalan
kota penuh sinar kehangatan
pemiliknya tanpakmenggali harta
memperkaya diri
kotaku,
kau biarkan animo berguli
ringin kuberteriak mencacimakimu
kau kota kejam
kau tak peduli
kau tersentak
seolah tak tahu
rakyat mati kelaparan
sekarang salah siapa?
begitu kejam wujudmu
sesuap nasi sulit
inikah moderenisasi?
tanpa ada lagi rasa iba
kotaku.....!!!
ijinkan aku mencacimakimu
dibalik piawaimu
kau penuh kekejaman.
kota penuh sinar kehangatan
pemiliknya tanpakmenggali harta
memperkaya diri
kotaku,
kau biarkan animo berguli
ringin kuberteriak mencacimakimu
kau kota kejam
kau tak peduli
kau tersentak
seolah tak tahu
rakyat mati kelaparan
sekarang salah siapa?
begitu kejam wujudmu
sesuap nasi sulit
inikah moderenisasi?
tanpa ada lagi rasa iba
kotaku.....!!!
ijinkan aku mencacimakimu
dibalik piawaimu
kau penuh kekejaman.
RASA 2
kau tancapkan duri dihati
menelan rasa hampa yang tak terelak
menepis semerbak keharuman
secuil mawar
kuterbawa dalam buih rasa
gemeluk duri tersesak dalam dada
ketika rasa ingin menggapai aroma
namun kumbang tersentak menghalang
membawa diri larut dalam angan
ketika mawar mekar
matahari telah menampakkan pungguknya
memancarkan semerbak aroma.
menelan rasa hampa yang tak terelak
menepis semerbak keharuman
secuil mawar
kuterbawa dalam buih rasa
gemeluk duri tersesak dalam dada
ketika rasa ingin menggapai aroma
namun kumbang tersentak menghalang
membawa diri larut dalam angan
ketika mawar mekar
matahari telah menampakkan pungguknya
memancarkan semerbak aroma.
Rasa
suara terbersik lewat kabel
menyapa dalam dunia nyata
hati dalam kehangatan
bertanya tentang rasa
angka- angka telah hilang
kini tergambar lagi
untaian kata bersama
menyapa dalam kelembutan
kini.....
penghangat sejenak tentang hayalan rasa.
menyapa dalam dunia nyata
hati dalam kehangatan
bertanya tentang rasa
angka- angka telah hilang
kini tergambar lagi
untaian kata bersama
menyapa dalam kelembutan
kini.....
penghangat sejenak tentang hayalan rasa.
Rabu, 12 November 2008
SEPI
Jalanan panjang mengiringi langkah
Musik membisik gendang telinga
Hati riuh akan jelmaan
Dalam titik kesendirian
Jalanan panjang dihiasi gelap
Tanpa ada desiran pasir dalam kegelapan kebiruan
Hujan seolah akan bersahabat dengan bunga
Tak kunjung pula menetes
Laju mobil tempat duduk termangu
Menanti tiba tempat tujuan
Sepi tak berujung
Dalam jalanan panjang
Musik membisik gendang telinga
Hati riuh akan jelmaan
Dalam titik kesendirian
Jalanan panjang dihiasi gelap
Tanpa ada desiran pasir dalam kegelapan kebiruan
Hujan seolah akan bersahabat dengan bunga
Tak kunjung pula menetes
Laju mobil tempat duduk termangu
Menanti tiba tempat tujuan
Sepi tak berujung
Dalam jalanan panjang
Selasa, 11 November 2008
M E L A T I
jiwa raga terkekang dalam tempurung
jiwa raga mengabdi pada satu raga
jiwa raga berteriak tapi tak kau dengar
jiwa raga meratap penuh asa
jiwa berseri selalu tanpak
Hati meronrongtak mampu berkata
tentang keadilan
serpihan tak berpihak
mengekang jiwa dalam tempurung
kini melati tak berkarya
tak mampu menikmati semerbak keharuman
keadilan....! keadilan..........! keadilan.......!
tanamkan serpihan, walau secuil
demi melati yang terkekang berpuluh tahun
menampakkan jiwa semerbak
melati laskar pelangi
penuh ide gemilang
tanpa basa- basi
(Andiha)
jiwa raga mengabdi pada satu raga
jiwa raga berteriak tapi tak kau dengar
jiwa raga meratap penuh asa
jiwa berseri selalu tanpak
Hati meronrongtak mampu berkata
tentang keadilan
serpihan tak berpihak
mengekang jiwa dalam tempurung
kini melati tak berkarya
tak mampu menikmati semerbak keharuman
keadilan....! keadilan..........! keadilan.......!
tanamkan serpihan, walau secuil
demi melati yang terkekang berpuluh tahun
menampakkan jiwa semerbak
melati laskar pelangi
penuh ide gemilang
tanpa basa- basi
(Andiha)
Langganan:
Postingan (Atom)
Paradok Masa Kini
Kita mempunyai gedung yang semakin tinggi,
tapi kesabaran yang semakin rendah.
Jalan yang semakin lebar,
tapi sudut pandang yang semakin sempit.
Semakin banyak membelanjakan,
tapi semakin sedikit yang dimiliki.
Semakin banyak membeli,
tapi semakin sedikit yang dinikmati.
Punya rumah semakin besar,
tapi kehidupan rumah tangga yang semakin terpencil.
Semakin banyak tersedia kesenangan,
tapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.
Semakin banyak pengetahuan,
tapi semakin sedikit kebijaksanaan.
Semakin banyak para ahli,
tapi justru semakin banyak pula masalah.
Semakin banyak obat,
tapi juga semakin sedikit ketenangan.
Kita memiliki semakin banyak barang dan kepemilikan,
tapi semakin berkurang nilainya.
Kita semakin banyak bicara,
tapi semakin sedikit mencinta dan semakin banyak membenci.
Kita belajar untuk mencari nafkah penghidupan,
tapi gagal menemukan kehidupan.
Kita telah menambah semakin banyak tahun dalam kehidupan,
tapi gagal untuk menikmati kehidupan dalam tahun-tahun yang dijalani.
Kita berhasil pergi ke bulan dan kembali,
tapi masalah untuk pergi ke depan rumah untuk menemui tetangga.
Punya penghasilan yang lebih tinggi,
tapi moralitas yang semakin rendah.
Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih,
tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.
Kita belajar untuk memisahkan atom-atom,
tapi tak sanggup memisahkan prasangka-prasangka buruk kita.
Kita memiliki kuantitas yang berlimpah ruah,
tetapi kualitas yang semakin langka.
Ini adalah waktu dimana ada orang semakin tinggi posturnya,
tapi makin pendek karakter kepribadiannya.
Keuntungan finansial membumbung tinggi,
tapi hubungan dengan sesama semakin dangkal.
Ini adalah masa kedamaian dunia,
tapi perang dalam keluarga.
Makin banyak hiburan,
tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.
Makin banyak makanan,tapi makin berkurang nutrisinya.Ini adalah saat di mana keluarga berpenghasilan ganda,
tapi perceraian di mana-mana.
Makin banyak rumah yang indah,
tapi semakin banyak rumah tangga yang pecah ….
tapi kesabaran yang semakin rendah.
Jalan yang semakin lebar,
tapi sudut pandang yang semakin sempit.
Semakin banyak membelanjakan,
tapi semakin sedikit yang dimiliki.
Semakin banyak membeli,
tapi semakin sedikit yang dinikmati.
Punya rumah semakin besar,
tapi kehidupan rumah tangga yang semakin terpencil.
Semakin banyak tersedia kesenangan,
tapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.
Semakin banyak pengetahuan,
tapi semakin sedikit kebijaksanaan.
Semakin banyak para ahli,
tapi justru semakin banyak pula masalah.
Semakin banyak obat,
tapi juga semakin sedikit ketenangan.
Kita memiliki semakin banyak barang dan kepemilikan,
tapi semakin berkurang nilainya.
Kita semakin banyak bicara,
tapi semakin sedikit mencinta dan semakin banyak membenci.
Kita belajar untuk mencari nafkah penghidupan,
tapi gagal menemukan kehidupan.
Kita telah menambah semakin banyak tahun dalam kehidupan,
tapi gagal untuk menikmati kehidupan dalam tahun-tahun yang dijalani.
Kita berhasil pergi ke bulan dan kembali,
tapi masalah untuk pergi ke depan rumah untuk menemui tetangga.
Punya penghasilan yang lebih tinggi,
tapi moralitas yang semakin rendah.
Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih,
tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.
Kita belajar untuk memisahkan atom-atom,
tapi tak sanggup memisahkan prasangka-prasangka buruk kita.
Kita memiliki kuantitas yang berlimpah ruah,
tetapi kualitas yang semakin langka.
Ini adalah waktu dimana ada orang semakin tinggi posturnya,
tapi makin pendek karakter kepribadiannya.
Keuntungan finansial membumbung tinggi,
tapi hubungan dengan sesama semakin dangkal.
Ini adalah masa kedamaian dunia,
tapi perang dalam keluarga.
Makin banyak hiburan,
tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.
Makin banyak makanan,tapi makin berkurang nutrisinya.Ini adalah saat di mana keluarga berpenghasilan ganda,
tapi perceraian di mana-mana.
Makin banyak rumah yang indah,
tapi semakin banyak rumah tangga yang pecah ….