Selasa, 07 April 2009

Mengapa 2005 Itu Ada?

lembaran-lembaran bulan selalu terbias
tangan menengadah tak henti
mengharap raungan jiwa dalam nyata
tetapi jiwa terpakau pada waktu

mengapa 2005 itu terhitung dalam lembaran
jemari hidup melewati kenangan
walaupun itu terhitung jari

harapan hati tinggal harapan
jiwa sering terbersik saat 2005 itu
kenangan jiwa, tapi tinggal kenangan

seandainya boleh meminta
hilangkan 2005 itu dalam jiwa
agar jiwa tenang

jiwa kini merintis
jiwa kini berbahagia
menyambut kehidupan

mengapa 2005 itu ada
2005 itu tempat terpaku
menikmati rasa,
walaupun dalam perhitungan menit
rasa melekat dalam relung
jiwa tenang dipancaran layar

mungkinkah waktu akan menghilangkan 2005 itu?
hati punya harap
waktu akan membangun kebahagiaan ini
kini jiwa tenang
setiap dering muncul dalam pembaringan

jiwa menyapa
hilangkan 2005 itu bersama hembusan waktu
ukir hati menjadi terindah
walaupun itu sebatas alunan lewat cakrawala.

Tidak ada komentar:

Paradok Masa Kini

Kita mempunyai gedung yang semakin tinggi,
tapi kesabaran yang semakin rendah.

Jalan yang semakin lebar,
tapi sudut pandang yang semakin sempit.

Semakin banyak membelanjakan,
tapi semakin sedikit yang dimiliki.

Semakin banyak membeli,
tapi semakin sedikit yang dinikmati.

Punya rumah semakin besar,
tapi kehidupan rumah tangga yang semakin terpencil.

Semakin banyak tersedia kesenangan,
tapi semakin sedikit waktu untuk menikmatinya.

Semakin banyak pengetahuan,
tapi semakin sedikit kebijaksanaan.

Semakin banyak para ahli,
tapi justru semakin banyak pula masalah.

Semakin banyak obat,
tapi juga semakin sedikit ketenangan.

Kita memiliki semakin banyak barang dan kepemilikan,
tapi semakin berkurang nilainya.

Kita semakin banyak bicara,
tapi semakin sedikit mencinta dan semakin banyak membenci.

Kita belajar untuk mencari nafkah penghidupan,
tapi gagal menemukan kehidupan.

Kita telah menambah semakin banyak tahun dalam kehidupan,
tapi gagal untuk menikmati kehidupan dalam tahun-tahun yang dijalani.

Kita berhasil pergi ke bulan dan kembali,
tapi masalah untuk pergi ke depan rumah untuk menemui tetangga.

Punya penghasilan yang lebih tinggi,
tapi moralitas yang semakin rendah.

Kita belajar untuk membuat udara lebih bersih,
tapi kita mengotori jiwa kita sendiri.

Kita belajar untuk memisahkan atom-atom,
tapi tak sanggup memisahkan prasangka-prasangka buruk kita.

Kita memiliki kuantitas yang berlimpah ruah,
tetapi kualitas yang semakin langka.

Ini adalah waktu dimana ada orang semakin tinggi posturnya,
tapi makin pendek karakter kepribadiannya.

Keuntungan finansial membumbung tinggi,
tapi hubungan dengan sesama semakin dangkal.

Ini adalah masa kedamaian dunia,
tapi perang dalam keluarga.

Makin banyak hiburan,
tapi makin sedikit rasa kebahagiaan.

Makin banyak makanan,tapi makin berkurang nutrisinya.Ini adalah saat di mana keluarga berpenghasilan ganda,
tapi perceraian di mana-mana.

Makin banyak rumah yang indah,
tapi semakin banyak rumah tangga yang pecah ….